Khamis, 2 Januari 2025

Bahaya Adu Domba Dalam Islam

 

Bahaya Adu Domba Dalam Islam


Adu domba atau namimah merupakan sebuah perbuatan yang sangat tercela karena tujuan daripada adu domba itu ialah menyebarluaskan berita yang tidak benar (fitnah) agar antar individu atau masyarakat muslim tidak saling menyukai satu sama lain dan akhirnya terjadi pertikaian dan peperangan. Dengan kata lain, adu domba merupakan suatu perbuatan rekayasa yang sengaja dilakukan untuk merusak, memfitnah, atau menghancurkan orang lain serta merupakan pemicu terjadinya permusuhan. Hal ini sangat bertentangan dengan syari’at Islam, dimana tujuan bermasyarakt di dalam Islam ialah membangun individu dan masyarakat yang berlandaskan iman dan taqwa serta pribadi yang shahih yang tersambung dalam jalinan cinta dan kasih sayang serta keramahan antara sesama.

Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman;

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Artinya;

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q. S. Al-Hujurat : 6).

Dalam Islam, hukum namimah atau adu domba ialah haram. Salah satu dalillnya ialah firman Allah SWT yang artinya;

Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (QS. Al Qalam : 10-11).

Oleh karena itu, siapa saja yang melakukan adu domba, berarti ia telah melakukan apa yang telah dilarang oleh Allah SWT dan telah berbuat dosa, maka nerakalah baginya sebagai balasan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya; “Tidak akan masuk surga bagi Al Qattat (tukang adu domba).” (H. R. Al Bukhari). Oleh Ibnu Katsir kemudian dijelaskan bahwa mereka yang disebut sebagai Al-Qattat ialah orang-orang yang senang mencuri dengan pembicaraan orang lain tanpa sepengetahuan oleh mereka yang didengarkan olehnya akan perbincangannya, kemudian olehnya disebar luaskanlah pembicaraan tersebut kepada orang lain atau ke masyarakat akan tetapi dengan tujuan untuk mengadu domba orang tersebut. Dengan kata lain, apa yang kemudian disampaikan kepada masyarakat bisa saja sama seperti apa yang dibicarakan tetapi ditambah-tambahi dengan sesuatu yang menjelekkan atau berbeda sama sekali hingga benar-benar menjadi sebuah fitnah yang sangat merugikan. Oleh sebab itu, adu domba juga merupakan pemicu hilangnya rasa kepercayaan terutama pada korbannya.

Untuk lebih jelasnya, yang dimaksud dengan perilaku adu domba ialah sebagai berikut:

  1. Orang yang sedang mengadu domba pasti memiliki niat atau maksud dan tujuan yang tidak baik terhadap korbannya (orang yang diadu), misalnya agar orang lain dibenci atau dipecat dari pekerjaannya.
  2. Seorang pengadu domba ialah mereka yang senang sekali menyebabkan pertikaian atau menjadi provokatornya. Hal paling mendasar dan yang paling sering menjadi penyebabnya ialah perasaan iri terhadap seseorang sampai muncul keinginan untuk membuat buruk atau menghancurkan orang tersebut. Cara paling mudah ialah dengan menyebarkan berita palsu atau memfitnah sehingga orang lain juga turut membenci orang yang ia benci.
  3. Orang yang suka mengadu domba biasanya juga merupakan orang yang munafik atau bermuka dua, sehingga dihadapan orang yang ia adu domba ia akan tetap terlihat baik padahal dibelakangnya tanpa sepengetahuan orang itu, ia bersikap jahat dengan menjelek-jelekkan orang yang ia adu domba.

Bahaya Namimah (Adu Domba)

Bahaya adu domba dalam islam sangat besar. Bukan tidak ada alasan mengapa Islam mengharamkan perbuatan namimah atau ado domba. Selain merupakan perbuatan tercela yang berujung dosa, adu domba juga memiliki berbagai bahaya jika perbuatan itu tidak dihentikan. Adapun bahaya adu domba dalam Islam ialah sebagai berikut:

  1. Adu domba merupakan perbuatan dosa yang mana surga diharamkan baginya, dengan kata lain neraka adalah balasan daripadanya.
  2. Bahaya utama daripada adu domba ialah dapat menyebabkan terjadinya kebencian dan permusuhan dan sesama muslim.
  3. Adu domba merupakan pemicu terputusnya tali silaturrahmi dan tali persaudaraan.
  4. Terjadi keresahan dan mengganggu ketentraman kehidupan bermasyarakat karena tidak jarang adu domba berujung pada terjadinya pertingkaian fisik seperti perkelahian yang memberikan kerugian baik fisik maupun materi. Akibat daripada perkahian itu bisa menghancurkan berbagai fasilitas atau sarana prasaran serta menyakiti fisik mereka sendiri. Bahkan bisa sampai menyebabkan seseorang kehilangan nyawa.
  5. Kehilangan kepercayaan karena setelah perbuatan adu domba itu terbongkar orang lain justru akan berbalik menjadi tidak menyukai si pelaku penyebar adu domba tersebut sehingga sebenarnya adu domba itu sendiri tidak hanya menyebabkan kerugian bagi mereka yang menjadi korban adu domba tetapi juga paling buruk adalah kerugian bagi pelakunya sendiri.
  6. Lantas, bagaimana kita sebagai muslim untuk menghindari perilaku adu domba tersebut? Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari perbuatan tercela namimah, yakni;

    1. Meningkatkan taqwa kepada Allah SWT
    2. Mulai dari diri sendiri untuk menyadari bahwa adu domba merupakan perbuatan tercela yang berakibat dosa serta dampak yang disebabkannya tidaklah main-main sehingga harus dijauhi.
    3. Menghindar daripada hal-hal yang bisa menyebabkan adu domba seperti begosip.
    4. Menjalin silaturrahmi yang baik terhadapa sesama muslim.
    5. Biasakan diri bersikap ramah dan jujur.
    6. Selalu meminta perlindungan kepada Allah SWT agar terhindar daripada pebuatan keji dan munkar.

    Kemudian, apabila suatu ketika kita mendapati seorang yang memberikan berita fitnah atau berniat menyebar luaskan adu domba kepada kita, maka seperti yang disampaikan oleh Imam An-Nawawi; “Dan setiap orang yang disampaikan kepadanya perkataan namimah (adu domba), dikatakan kepadanya: “Fulan telah berkata tentangmu begini begini. Atau melakukan ini dan ini terhadapmu,” maka lakukanlah perkara berikut ini;

    1. Jangan pernah membenarkan perkataan daripada mereka yang berniat untuk mengadu domba.
    2. Berikan nasihat agar ia tersadar bahwa perbuatan adu domba yang ia lakukan adalah salah.
    3. Orang yang melakukan adu domba adalah orang yang dibenci Allah SWT jadi sebagai hamba Allah yang beriman dan bertaqwa kita juga membenci orang yang berbuat dosa tersebut (ialah membenci karena Allah SWT).
    4. Jangan berprasangka buruk pada orang yang menjadi korban adu domba.
    5. Jangan mencurigai, memata-matai, maupun mencari-cari aib daripada orang yang menjadi korban adu domba.
    6. Jangan ikut-ikutan melakukan adu domba.

    Semoga bermanfaat….


“Pertanda orang yang munafiq ada tiga,

 Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa:

اية المنافق ثلاث : اذا حدث كذب واذا وعد أخلف واذا ؤتمن خان

Pertanda orang yang munafiq ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.).

Dari hadits di atas, terlihat jelas jika seorang pembohong biasanya tidak jauh- jauh dari sifat gemar mengingkari janji dan khianat. Sifat- sifat tersebut merupakan sifat orang munafiq yang sebaiknya dijauhi karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. sifat munafiq yang tidak lekas dibuang dapat berdampak pada kehidupan sehari- hari hingga dikucilkan.


Hukum menyamar, guna nama samaran

 

Hukum menyamar, guna nama samaran

Soalan: Apakah hukum menggunakan nama samaran dalam laman sosial seperti Twitter, Facebook dan sebagainya?

 

Jawapan: Hari ini terdapat pelbagai jenis nama samaran digunakan pengguna laman sosial. Ada menggunakannya untuk tujuan baik, ada juga yang menggunanya untuk niat menipu dan memfitnah orang lain. Kedua-dua keadaan itu mempunyai hukum berbeza mengikut tujuan dan maksudnya.

Pertama, menggunakan nama samaran untuk tujuan baik tanpa sebarang motif jenayah dan maksiat adalah diharuskan kerana perbuatan itu sama seperti nama samaran yang diamalkan oleh Nabi SAW serta sahabat. Contohnya, nama samaran Nabi SAW adalah Abu al-Qasim. Abd al-Rahman pula dikenali sebagai Abu Hurairah. Perbuatan itu dibenarkan Nabi SAW kerana mereka tiada niat untuk melakukan jenayah atau maksiat daripada nama samaran itu.

Selain itu, penggunaan nama samaran untuk tujuan siasatan dalam arena kepolisan juga turut dibenarkan dalam Islam. Sememangnya daripada awal lagi Islam meletakkan keutamaan terhadap pemeliharaan agama, nyawa, akal, keturunan dan harta. Oleh itu, syarak membenarkan segala jenis usaha untuk memastikan kelima-lima perkara itu terpelihara dan terjaga dengan baik.

Atas dasar itu juga, Nabi SAW pernah menggunakan seorang penyiasat bukan Islam dalam peperangan Khandak untuk mendapatkan maklumat musuh. Maka, adalah tidak menjadi satu kesalahan bagi pihak berkuasa polis, tentera dan sebagainya untuk menggunakan nama samaran bagi tujuan keselamatan.

Kedua, menggunakan nama samaran untuk tujuan menipu dan jenayah adalah haram di sisi syarak. Perbuatan sedemikian akan mengakibatkan kemudaratan kepada diri mereka sendiri dan orang lain.

  S:  Apakah hukum menyamar sebagai orang lain dalam Facebook?

 J: Hari ini terdapat banyak kes jenayah siber yang menyebabkan pelbagai kerugian terpaksa ditanggung oleh umat Islam sama ada lelaki mahupun wanita. Oleh demikian, sebagai langkah berhati-hati, hukum menyamar sebagai orang lain dalam Facebook dengan menggunakan gambar atau nama samaran adalah diharamkan.

Terdapat unsur penipuan yang boleh memudaratkan banyak pihak. Ia bertepatan dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

"Sesiapa sahaja yang menipu bukan daripada kami (umatku)." (Riwayat Muslim)

Hadis itu jelas menunjukkan Nabi Muhammad SAW sangat tegas melarang perbuatan menipu sehingga golongan yang berbuat demikian tidak dianggap umat oleh Baginda Nabi SAW.

Mungkin Nabi Muhammad SAW mengetahui perbuatan menipu, menyamar dan seumpamanya tanpa sebarang keperluan syarak boleh memberi impak negatif terhadap hubungan kemasyarakatan.

Contohnya, seseorang itu akan terpengaruh dan tertipu dengan gambar samaran yang menawan atau nama samaran dipaparkan dalam maklumat peribadi pemilik laman sosial berkenaan. Dengan cara itu, pelbagai jenayah boleh berlaku dan ada kalanya boleh menyebabkan kerugian wang ringgit, maruah dan sebagainya.

 Atas dasar itu, kaedah fiqah telah menegaskan, jangan memudaratkan (diri kamu) dan jangan dimudaratkan orang lain.

 S: Kebebasan bersuara menjadikan sesiapa saja boleh membuat kenyataan atau membuat komen di laman sosial. Malah, ada yang menggunakan bahasa tidak sopan. Apakah hukum kita mencarut di laman sosial.

J: Hari ini kita didedahkan pelbagai kaedah untuk bersosial termasuklah Facebook, Twitter dan sebagainya.  Islam tidak pernah sama sekali melarang umatnya daripada bersosial, bahkan ia digalakkan kerana mampu mengeratkan silaturahim sesama insan.

 Walaupun begitu, cara kita bersosial mestilah menepati kehendak syariat Islam antaranya memelihara segala jenis penyampaian termasuklah tutur kata. Sehubungan itu, menggunakan kata-kata kesat dalam laman sosial seperti mencarut, menghina dan sebagainya adalah diharamkan oleh Islam.

Sesiapa sahaja yang berbuat demikian akan mendapat dua dosa. Pertama, dosanya dengan Allah SWT kerana mengingkari arahan Nabi Muhammad SAW supaya memelihara kata-kata.

Sabda Nabi Muhammad SAW: "Sesiapa sahaja yang beriman dengan Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia bercakap dengan kata-kata yang baik atau dia berdiam diri." (Riwayat Bukhari)

Dosa kedua ialah dosa sesama manusia. Dosa yang kedua ini tidak akan mendapat keampunan Allah SWT selagi orang yang kita cemuh atau kutuk tidak memaafkan perbuatan itu.

Perkara ini dapat dibuktikan menerusi sabda Nabi Muhammad SAW: "Adakah kamu semua mengetahui akan golongan yang muflis? Jawab sahabat: Mereka adalah golongan yang tiada harta! Baginda SAW berkata lagi: Sesungguhnya mereka itu adalah golongan yang datang pada hari kiamat kelak dengan pahala solat, puasa dan zakat mereka. Namun, semua itu habis apabila orang yang teraniaya dengan (kata-kata kesat atau fitnah) datang mengambilnya daripada mereka." (Riwayat Muslim)

 Kesimpulannya, memelihara tutur kata daripada perkataan nista dan kesat terhadap orang lain sama ada dalam bentuk bertulis atau percakapan adalah menjadi satu kewajipan kepada semua Muslim.

 Justeru, marilah kita menggunakan segala nikmat teknologi yang ada hari ini sebagai medan untuk berdakwah dan menyampaikan nasihat kepada mereka yang memerlukan. Selain itu, jadikan Twitter, Facebook sebagai tempat mengeratkan hubungan silaturahim.



Bahaya Berbohong Dan Hukumnya Dalam Islam

 

Bahaya Berbohong Dan Hukumnya Dalam Islam


Kata bohong menjadi sebuah kata yang begitu erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Hal ini bukan tanpa alasan mengingat setiap orang tentu pernah berbohong.  Sulitnya menghindari bohong menjadikan bohong sebagai sebuah penyakit segala zaman yang begitu susah untuk dihilangkan.

Hal yang pantas disayangkan dalam hal ini adalah ada beberapa orang yang menjadikan bohong sebagai salah satu kebiasaan mereka. Bohong merupakan salah satu penyebab utama dari segala macam kekacauan yang sering ditemukan pada kehidupan sehari- hari. Akibat dari bohong sendiri tidak hanya dirasakan oleh pelaku melainkan juga bagi orang lain.

Ketika kebohongan sudah merajalela dimana- mana, hal ini dapat memicu terjadinya rasa saling benci antar sesama. Jika sudah demikian maka asas kebersamaan serta tolong menolong antar sesama akan menghilang dengan sendirinya. Tidak hanya itu, namun kebohongan juga dapat memicu hilangnya rasa akrab antar teman sehingga tercipta suasana yang tidak nyaman. Dengan dampak berbohong yang begitu besar, maka tidak heran jika Islam melarang perbuatan buruk yang satu ini.

Berbohong dapat menyebabkan seseorang melakukan perbuatan keji seperti adu domba, hingga menyebar fitnah yang orang tersebut tak melakukannya. Inilah yang disebut bahaya lidah menurut agama Islam, sehingga setiap mukmin harus menjaga lisannya agar selalu berkata yang baik.

Ada beberapa dalil tentang bohong yang dapat dijadikan sebagai panutan supaya terhindar dari perbuatan ini karena tidak disukai Allah. Hal ini tertuang dalam surat Al Israa’ yang berikut ini:

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al Israa’: 36)

Bohong bukan hanya merugikan diri sendiri dan orang lain,  namun juga membuat pelakunya  berdosa dan akan dimintai pertanggung jawabannya ketika di akhirat nanti.

Imam asy-Syinqithi berkata:

Allah melarang dalam ayat yang mulia ini agar manusia tidak mengikuti apa yang dia tidak mempunyai pengetahuan di dalamnya. Termasuk di dalam hal ini adalah perkataan orang yang berkata: ‘Saya telah melihat’, padahal dia belum melihatnya. ‘Saya telah mendengar’, padahal dia belum mendengarnya. ‘Aku tahu’, padahal dia tidak mengetahuinya. Demikian pula orang yang berkata tanpa ilmu dan orang yang mengerjakan amalan tanpa ilmu, tercakup pula dalam ayat ini.” (Adhwa’ul Bayan, 3/145)

Berbohong Yang Diperbolehkan

Tidak selamanya berbohong ternyata dilarang, ada pula beberapa kebohongan yang diperbolehkan atau bahkan dianjurkan. Hal ini juga tertuang pada riwayat Al Imam Muslim yaitu:

ولم أسمع يرخص في شيء مما يقول الناس كذب إلا في ثلاث الحرب والإصلاح بين الناس وحديث الرجل امرأته وحديث المرأة زوجها

Artinya:

Dan aku (Ummu Kultsum) tidak mendengar bahwa beliau memberikan rukhsoh (keringanan) dari dusta yang dikatakan oleh manusia kecuali dalam perang, mendamaikan antara manusia, pembicaraan seorang suami pada istrinya dan pembicaraan istri pada suaminya”.

[Dinukil dari Riyadhush Sholihin, Bab. Al Ishlah bainan naas]

  1. Berbohong ketika dalam bahaya

Berbohong ketika seseorang atau bahkan mungkin anda sendiri berada dalam keadaan bahaya, ternyata diperbolehkan. Hal ini berguna untuk melindungi diri atau teman yang tengah berada dalam bahaya supaya dapat selamat dari kejahatan atau mara bahaya yang mengancamnya.

Kebohongan semacam ini, juga berlaku ketika masa peperangan. Ketika seseorang tertangkap pihak musuh tentu dia akan dikorek informasinya secara mendalam oleh pihak lawan. Dalam hal ini, ketika tawanan tersebut berkata dengan jujur tentang strategi dan informasi- informasi penting pada pihak lawan, maka dapat menimbulkan kerugian besar bagi kawannya.

Untuk menghindari kemungkinan tersebut, maka seseorang dapat berbohong dan melindungi rahasia serta informasi penting lainnya pada pihak lawan dalam upaya melindungi teman seperjuangannya.

penting lainnya pada pihak lawan dalam upaya melindungi teman seperjuangannya.

  1. Saat ingin mendamaikan saudara

Berbohong dalam rangka mendamaikan kedua saudara yang tengah berseteru ternyata menjadi jenis kebohongan yang dianjurkan. Ada suatu ketika saat kita dihadapkan oleh kerumitan masalah yang menyebabkan pertengkaran saudara maka salah seorang teman akan mencoba menjelek- jelekkan teman lain dan begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini, anda sebagai pihak netral tentu tidak menginginkan hal buruk terjadi terlebih jika menimbulkan masalah yang berlarut- larut.

Dalam hal ini, berkata jujur terkadang membuat kedua belah pihak semakin menyala- nyala rasa bencinya terhadap pihak lain. Sebagai pihak yang netral tentu anda harus mampu mendinginkan kedua belah pihak dengan berkata yang baik dan mendamaikan mereka.

Tidak baik bagi anda untuk mencela salah satu dari mereka yang tengah berseteru pada pihak lain. Anda juga tidak boleh  menceritakan hal- hal yang pihak lain katakan pada anda mengenai kejelekan pihak lainnya karena hal ini dapat memicu perseteruan semakin memanas.

  1. Bohong untuk membuat istri senang

Bohong untuk menyenangkan istri atau mungkin untuk menyenangkan suami merupakan kebohongan yang diperbolehkan. Namun bukan berarti segala jenis kebohongan pada istri atau suami diperbolehkan.

Sebagai contohnya, berbohong yang diperbolehkan adalah ketika seorang suami membeli barang entah baju atau mungkin sepatu untuk istri. Meski istri kurang suka entah karena warna atau mungkin produknya yang sudah ketinggalan zaman, namun sang istri tetap mengatakan jika dia menyukainya meski yang dirasakan adalah sebaliknya.

Contoh lainnya adalah ketika seorang istri memasak, anda tidak boleh mengatakan secara terang- terangan jika masakannya kurang enak atau hal- hal yang buruk lain agar istri tidak merasa sakit hati dan kurang dihargai. Katakan secara baik jika masakan istri anda sudah cukup enak namun masih perlu tambahan bumbu lainnya agar terasa lebih sempurna.


Berbohong merupakan tindakan tercela kecuali jika berbohong tersebut membawa kebaikan seperti yang telah dicontohkan di atas. Orang yang gemar berbohong merupakan pertanda bahwa orang tersebut termasuk dalam golongan orang munafiq yang gemar mengingkari janji.

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa:

اية المنافق ثلاث : اذا حدث كذب واذا وعد أخلف واذا ؤتمن خان

Pertanda orang yang munafiq ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.).

Dari hadits di atas, terlihat jelas jika seorang pembohong biasanya tidak jauh- jauh dari sifat gemar mengingkari janji dan khianat. Sifat- sifat tersebut merupakan sifat orang munafiq yang sebaiknya dijauhi karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. sifat munafiq yang tidak lekas dibuang dapat berdampak pada kehidupan sehari- hari hingga dikucilkan.




Selamat Solat sahabatku

 Selamat Solat sahabatku.  Moga dlm jaminan Allah sentiasa.  Adakah kita  sihat selamanya ?  Bila2 masa kita boleh collapse...Banyak2 lah Bersyukur kpdNya  dan jadilah insan yg jujur di atas muka bumi Allah ini.  Aamiin.

Anwar kaw - kaw kena balun dengan 2 bekas anak muridnya..

You boleh terima orang yang macam ni? Daku serahkan pada Allah. Allah ada. Aamiin.