Rabu, 29 Januari 2025

Dosa dan Azab Penipu dan Pembohong Menurut Islam

 Bagaimana dosa dan azab penipu dan pembohong menurut Islam? Dalam semua agama pastinya mengajarkan agar tidak melakukan hal-hal yang kurang baik seperti menipu dan berbohong. Perbuatan yang kurang baik akan selalu mendatangkan sesuatu hal yang akan mempersulit dan merugikan diri sendiri. Apapun perbuatan yang dilakukan, termasuk menipu dan berbohong.

Dikutip dalam buku Pesan Bijak yang Maha Bijak karya Syofyan Hadi (2020: 47), salah satu perintah Allah SWT kepada orang beriman adalah sabar menunggu azab yang menghinakan yang akan ditimpakan - Nya kepada setiap pembohong dan penipu. Karena Allah SWT memang tidak pernah langsung menurunkan azab bagi mereka melainkan ditunggi waktu yang tepat untuk mempertontonkan azab mereka itu kepada manusia hingga mereka benar-benar merasakan hinanya kebohongan dan kecurangan.
Di Al-Quran ada banyak ayat yang sering membahas tentang dusta atau berbohong, salah satunya surat An-Nahl ayat 105 yang berbunyi;
اِنَّمَا يَفۡتَرِى الۡـكَذِبَ الَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ‌ۚ وَاُولٰۤٮِٕكَ هُمُ الۡكٰذِبُوۡنَ
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.”



Selain itu, Rasulullah juga menegaskan untuk umat-nya tidak

berbohong.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta ( pembohong) .” (Abu Dawud no.4989)

Inilah dosa dan azab penipu dan pembohong menurut Islam yang perlu diketahui sebagai peringatan:
1. Mengurangi rejeki dan keberkahan
أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا. رواه البخاري
Dari Hakim bin Hizam r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda, “Penjual dan pembeli masih dalam khiyar (memilih antara membeli atau tidak), selama mereka berdua belum pisah, atau beliau bersabda, sampai mereka berdua pisah. Jika mereka jujur dan saling menjelaskan, maka diberkahilah untuk keduanya dalam transaksi mereka. Jika mereka menyembunyikan dan berbohong, maka keberkahan transaksi mereka sirna.” (H.R. Al-Bukhari).

2. Disiksa dalam api kubur
Rasulullah ﷺ selalu memperingatkan kepada umatnya untuk tidak berbohong karena siksa kubur yang sangat pedih.
رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي، قَالاَ: اَلَّذِى رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ، يَكْذِبُ بِالْكَذْبَةِ تُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغُ الآفَاقَ، فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Aku melihat dalam mimpi dua orang Malaikat, keduanya berkata: “Orang yang engkau lihat mulutnya dikoyak hingga telinga, adalah seorang pembohong. Ia berbohong hingga kebohongannya tersebut dibebankan kepadanya hingga mencapai ufuk, maka dibuatlah ia diberi beban seperti itu hingga hari kiamat.” (HR. Bukhari).
3. Mendapatkan siksaan yang pedih
''Sesungguhnya, dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.''(QS Asysyura [42]: 42).

4. Tidak termasuk golongan muslim
''Barang siapa yang menipu kami, bukanlah dia dari golongan kami.'' (HR Muslim).
Demikianlah dosa dan azab yang akan didapatkan bagi orang yang suka menipu dan berbohong menurut Islam. Meski seperti perbuatan yang kecil namun dosa dan azab yang akan didapatkan sangat berat. Maka jauhilah hal-hal yang akan membuat diri sendiri rugi.


Perbuatan menipu.

Perbuatan menipu merupakan salah satu penyakit yang merusak hubungan antar manusia. Perbuatan ini akan mengakibatkan hilangnya rasa saling mempercayai antara satu sama lain.Jika hal ini terjadi kepercayaan memang sudah tidak ada lagi di antara masyarakat karena sudah diliputi rasa egois dan dendam antar masyarakat, bahkan rasa saling tolong menolong sudah tidak ada lagi akibat perbuatan bohong ini.

Ada salah satu riwayat yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah lewat di pasar lalu menjumpai tumpukan makanan disana. Beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut, tiba-tiba terasa tangannya menyentuh sesuatu yang basah dalam tumpukan makanan tersebut.

Beliau lalu bertanya kepada pedagang makanan tersebut : “Apa yang basah-basah ini hai kau yang mempunyai makanan ini?”. Apa yang basah-basah ini hai kauu yang mempunyai makanan ini?”. Pedagang menjawab : “Wahai Rasulullah, makanan itu terkena air hujan”. 

Rasulullah SAW bersabda : افلا جعلته فوق الطعام كى يراه الناس؟ من غش فليس منا (رواه مسلم و ترمذى) “Kenapa engkau tidak meletakkannya di atas agar bisa dilihat oleh pembeli? Barang siapa yang menipu, ia bukan termasuk golonganku. (Hadits riwayat Muslim dan Turmudzi)”
Dan termasuk dalam kategori menipu ialah seseorang menjual barang miliknya yang cacat, tetapi ia tidak menjelaskannya kepada pembeli dengan jujur.
Dalam menanggapi hal semacam ini Rasulullah SAW bersabda :
“Sesama muslim adalah saudara. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh menjual barang yang ada cacatnya kepada saudaranya kemudian ia tidak menjelaskan cacat tersebut.” (Hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Majah).
Islam menghendaki agar penjual mengatakan terus terang kepada para pembelinya, dan ia harus berlaku seolah-olah barang yang akan dijualnya itu untuk dia sendiri

Untuk itu Rasulullah SAW bersabda :

“Agama adalah nasihat” (Hadits riwayat An-Nasa’i).

Rasulullah SAW bersabda :

“Kenapa engkau tidak meletakkannya di atas agar bisa dilihat oleh pembeli? Barang siapa yang menipu, ia bukan termasuk golonganku.”(Hadits riwayat Muslim dan Turmudzi)”

kita lihat sekarang bahkan pedgang banyak yang tidak jujur padahal kejujuran dapat meraih berkah, sedangkan menipu menjauhkan dari keberkahan pada harta yang dimiliki.




24 January 2025 “PERLIS INTERNATIONAL SUNNAH CONVENTION” Day 1

'Kenapa saya keluar Umno' - Kadir



Ini orang yang ada pendirian.  Perlu di hormati.

ULAMA' UMNO BACUL? I USTAZ ZAMANI IBRAHIM

Arak dan Susu